Beijing – China akan melanjutkan persahabatan, solidaritas, dan kerjasama dengan Myanmar. Untuk menghadapi tantangan yang muncul setelah gempa bumi hebat. Yang melanda negara Asia Tenggara tersebut pada 28 Maret, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Juru Bicara Kemenlu China Guo Jiakun pada Senin (31/3) memberikan keterangan singkat kepada media mengenai bantuan tanggap bencana yang disediakan China untuk Myanmar yang terkena dampak gempa besar.
Hingga Senin siang waktu setempat, gempa berkekuatan 7,9 skala Richter telah mengakibatkan 2. 056 korban jiwa, 3. 900 orang terluka, dan 270 orang hilang, serta menyebabkan kerugian material yang signifikan.
Guo menyatakan bahwa China sangat memperhatikan situasi bencana yang terjadi di Myanmar.
Dalam pesan kepada pemimpin Myanmar Min Aung Hlaing, Presiden China Xi Jinping menyampaikan rasa belasungkawa atas korban jiwa dan memberikan simpati yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, para korban luka, dan masyarakat yang terdampak bencana.
“Tim penyelamat dari Provinsi Yunnan, China barat daya, menjadi tim internasional pertama yang tiba di zona gempa di Myanmar 18 jam setelah gempa terjadi. Mereka berhasil menyelamatkan satu orang dengan bekerja sama dengan tim penyelamat lokal,” ujar Guo.
Dia menambahkan bahwa beberapa tim penyelamat, baik dari pemerintah maupun organisasi nonpemerintah di seluruh China, telah memasuki atau akan segera memasuki Myanmar.
Saat ini, sekitar 400 pakar gempa, tim penyelamat, dan tenaga medis dari China terlibat dalam upaya penyelamatan dan bantuan di seluruh Myanmar, dan tim penyelamat China telah berhasil menyelamatkan enam orang, jelas Guo.
China telah memutuskan untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat sebesar 100 juta yuan kepada Myanmar.
Gelombang pertama dari pasokan bantuan yang sangat diperlukan, seperti tenda, perlengkapan pertolongan pertama, dan selimut, telah tiba di Myanmar, kata Guo.
Masyarakat Palang Merah China juga telah menyediakan pasokan bantuan bencana, tambahnya.
Guo menyatakan bahwa China akan terus berkolaborasi dengan Myanmar untuk mencari para penyintas, merawat yang terluka, dan mendistribusikan bantuan kepada mereka yang terdampak bencana.
“Kami percaya bahwa dengan dukungan komunitas internasional, pemerintah dan rakyat Myanmar pasti akan bersatu untuk mengatasi bencana ini dan membangun kembali rumah mereka,” tutupnya.