Jakarta – PT Pertamina (Persero) telah membentuk sebuah Tim Crisis Center. Untuk meninjau seluruh proses bisnis Pertamina, khususnya pada sisi operasional. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan tata kelola perusahaan.
“Kami telah membentuk Tim Crisis Center yang fokus pada evaluasi menyeluruh pada proses bisnis, terutama dalam aspek operasional. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan tata kelola Pertamina agar menjadi lebih baik,” ungkap Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam sebuah konferensi pers di Grha Pertamina Jakarta, pada hari Senin.
Simon juga menegaskan posisi terbaiknya sebagai pemimpin PT Pertamina (Persero) untuk memastikan Pertamina tetap diandalkan oleh masyarakat Indonesia.
“Pertamina bukan hanya merupakan aset negara, tapi juga berperan sebagai jantung kehidupan masyarakat Indonesia,” jelasnya. Selama 67 tahun berdiri, ia menambahkan, Pertamina telah menyediakan layanan energi bagi Indonesia dan akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
“Jika di sepanjang perjalanan kami terdapat tindakan yang mungkin menggores hati dan mengurangi kepercayaan masyarakat Indonesia, kami meminta maaf yang sebesarbesarnya,” kata Simon. Pernyataan ini disampaikan setelah adanya pengungkapan mengenai dugaan korupsi terkait pengelolaan minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) antara tahun 2018 sampai 2023. Kasus ini diduga merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.
Kejaksaan Agung menjelaskan bahwa dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka Riva Siahaan yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, telah melakukan pembelian (pembayaran) untuk RON 92, sedang sebenarnya hanya membeli RON 90 atau yang lebih rendah.
RON 90 tersebut kemudian dicampur di storage/depo menjadi RON 92, dan praktik ini tidak dibolehkan. Tindakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang kualitas BBM RON 92 di SPBU Pertamina, khususnya Pertamax.
Lemigas telah melakukan pengujian terhadap sampel BBM Pertamina dan menegaskan bahwa semua sampel bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin yang diperiksa di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sampel yang diuji berasal dari berbagai SPBU di area Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang.