Mataram – Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Nusa Tenggara Barat (NTB). Berhasil menghentikan penyelundupan 81 ekor burung yang tidak memiliki dokumen untuk tujuan Surabaya.
Burung-burung ini diangkut menggunakan dua bus ketika akan menyeberang melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat.
“Setelah melakukan pemeriksaan, kami menemukan bahwa burung-burung tersebut tidak memiliki dokumen karantina,” jelas Nengah, Dokter Hewan di Balai Karantina NTB, dalam pernyataan yang dirilis di Mataram pada cvtogel hari Jumat.
Nengah menjelaskan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan fisik pada semua 81 burung yang diselundupkan. Temuan ini langsung diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat.
Penyelidikan masih berlangsung terhadap pemilik burung-burung selundupan tersebut, karena pengiriman dilakukan dengan bus. Semua burung ditemukan tersembunyi dalam toilet bus yang berada di area pelabuhan pada 14 Mei 2025.
Balai Karantina NTB didukung oleh Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar dalam upaya mengamankan 81 burung dari berbagai jenis, termasuk perkici dada merah, isap madu Australia, burung madu kelapa, perenjak Jawa, bantet kelabu, celepuk Maluku, dan manyar jambul.
Burung-burung ini ditemukan saat petugas Balai Karantina NTB dan anggota Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar melakukan pemeriksaan rutin di Pelabuhan ASDP.
Ketika memeriksa beberapa bus, sejumlah burung terdeteksi dalam dua bus berbeda. Yang keduanya berasal dari Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Balai Karantina NTB, Agus Mugiyanto, mengungkapkan rasa terima kasih atas kerja sama antar lembaga yang telah berhasil menghentikan penyelundupan burung keluar dari Nusa Tenggara Barat.
Dia berharap agar tim pengawasan mampu terus bekerja sama untuk mencegah sebaran penyakit dan menjaga kelestarian sumber daya hayati di wilayah Nusa Tenggara Barat.
“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk selalu melapor kepada petugas karantina ketika ingin mengangkut hewan, ikan, dan tumbuhan. Saat ini, proses karantina menjadi lebih mudah, cepat, dan terjangkau,” tutup Agus.