Karawang, Jawa Barat (cvtogel) – John Anis, yang menjabat sebagai CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE). Menunjukkan minatnya untuk berkontribusi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
“Saya memang tertarik, karena kami selalu ingin memberikan sumbangsih,” ujar John setelah acara peletakan batu pertama untuk Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, pada Minggu.
John juga membahas sasaran pemerintah dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN untuk periode 2025–2034, yakni menjadwalkan pembangunan PLTN dengan kapasitas 500 MW.
Sebagai salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, khususnya yang fokus pada energi baru dan terbarukan, Pertamina NRE bertekad untuk berperan dalam pengembangan PLTN.
“Tentunya, keputusan ada di tangan pemerintah, apakah (Pertamina NRE) akan bekerjasama dengan PLN atau mitra lainnya, kami siap,” kata John.
Sementara pemerintah menyusun regulasi terkait pengembangan PLTN, Pertamina NRE juga sedang mengevaluasi aspek nuklir, termasuk teknologi yang dapat digunakan, lokasi PLTN, serta sumber energi yang akan dipakai.
Beberapa negara yang diteliti Pertamina mengenai penerapan PLTN antara lain Rusia, Cina, Kanada, Swiss, dan Amerika Serikat.
“Jadi, sementara pemerintah membahas regulasinya, kami fokus mencari teknologi yang tepat,” ujar John.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa peta jalan untuk pengembangan PLTN telah disusun hingga tahun 2034 dengan total kapasitas mencapai 500 MW. Sebanyak 250 megawatt (MW) direncanakan dibangun di Sumatera, sedangkan 250 MW sisanya di Kalimantan.
Indonesia berencana untuk menerapkan teknologi SMR (small modular reactor/reaktor modular kecil) di kedua lokasi tersebut.
Dalam RUPTL, terdapat potensi sumber energi di Kalimantan Barat yang mencakup uranium, tenaga air, biomassa, biogas, dan batu bara.
Uranium berfungsi sebagai bahan bakar utama dalam reaktor nuklir. RUPTL mencatat adanya potensi uranium sebesar 24. 112 ton di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Namun, pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber utama masih bergantung pada kebijakan pemerintah yang didukung oleh studi kelayakan untuk pembangunan PLTN.