Pelindo beri penjelasan insiden kapal tongkang tabrak Jembatan Mahakam

Samarinda – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 Samarinda memberikan penjelasan terkait. Kecelakaan tongkang yang menabrak Jembatan Mahakam pada malam hari Sabtu (26/4). Mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi di luar jadwal penggolongan kapal.

Ali Akbar, dari Tim Humas Pelindo Regional 4 Samarinda, mengungkapkan bahwa kejadian itu berlangsung sekitar pukul 23. 00 Wita ketika dikonfirmasi di Samarinda pada hari Minggu. Pada saat itu, kapal tongkang milik PT SKA sedang melakukan olah gerak tambat sambil menunggu proses penggolongan jembatan keesokan harinya.

“Pada waktu itu, kegiatan penggolongan di Jembatan Mahakam sudah selesai,” kata Ali Akbar. Ia juga menjelaskan bahwa saat melakukan olah gerak tambat, tali yang mengikat tugboat ke tongkang terputus. Hal ini menyebabkan tongkang terseret arus menuju bagian bawah jembatan.

Usaha untuk menahan tongkang oleh tugboat yang memiliki barang tidak berhasil, sehingga kapal melaporkan situasi ini ke kepanduan Pelindo untuk meminta bantuan evakuasi. Pelindo, yang mengelola operasional pelayaran di Sungai Mahakam di Samarinda, kemudian mengirim dua kapal tunda untuk membantu proses evakuasi.

Saat evakuasi dilakukan, tongkang telah melewati bawah jembatan dan berada dekat Jety Pertamina. Akhirnya, evakuasi dilakukan ke lokasi dekat Masjid Jami’ Darun Ni’mah di Karang Asam. “Pelindo bertanggung jawab dalam membantu evakuasi tongkang yang terbawa arus di wilayah kerja kami, demi keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim,” tegas Ali Akbar.

Di sisi lain, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sapto Setyo Pramono yang mengunjungi lokasi kejadian, menyatakan keprihatinannya. Dia menegaskan bahwa insiden tersebut seharusnya bisa dihindari, mengingat adanya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 1989 yang mengatur zona steril di seputar jembatan.

“Area steril tersebut sejauh 500 meter, dan 5 kilometer steril di kanan dan kirinya. Kita perlu memperhatikan hal ini, kalau sudah begini ini bisa berimplikasi pidana,” kata Sapto. Dia juga meminta pertanggungjawaban dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta Pelindo terkait insiden ini.

Selain itu, ia telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang kejadian itu. “Saya meminta agar rapat dilakukan secepatnya besok. Kita panggil semua pihak yang terlibat, bahkan instansi yang memiliki akses di area penggolongan ini, ini tidak boleh diabaikan,” ujarnya CVTOGEL.

Sapto menekankan pentingnya untuk sementara menutup lalu lintas penggolongan jembatan demi mencegah terjadinya korban jiwa, mengingat insiden serupa yang pernah terjadi di Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) sebelumnya.

“Dari hal ini, kita harus memperhatikan untuk menutup akses, jangan sampai ada korban, terutama kematian warga Kalimantan Timur di Jembatan Mahakam I. Insiden di Kukar seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua,” ucap Sapto.